Pada awalnya saya bekerja
sebagai IT Support di sebuah perusahaan consultan IT, fungsi kerja
sudah pasti menangai masalah IT, Jaringan, Sistem operasi, Aplikasi
internal, mail server, aplikasi develoment, dan apliaksi-apliaksi
lainnya.
Sebagai IT Support harus
dihadapkan dengan user yang menggunakan os windows, awalnya tidak
bermasalah soalnya hanya mensupport sekitar 20 user, dengan windows
ilegal dan antivirus gratisan mulai permasalahan muncul, sudah kita
ketahui bersama bahwa masalah di windows ya hanya seputar itu-itu
saja (bagi user), mudah virus, lama login dan logoff dan masalah
lainnya, maaf saya bukan tidak suka sama windows tp bagi saya degan
profesi sebagai IT Support sayang merasa lelah dengan masalah yang
sama. Kapan belajar hal yang lain. Dalam proses tersebut saya
berexsperimen mencoba-coba os open source dengan menginstall ubuntu
pada cpu/notebook user. Alhamdullilah mendapat dukungan dari teman2
sekitar, bahkan beberapa programmer java pada saat itu mau bermigrasi
ke ubuntu, disamping tools mereka memang sudah di dikung oleh linux.
Seiring berjalannya perusahaan saya berikan solusi untuk bermigrasi
ke Ubuntu, diwaktu bersamaan kantro tempat saya bekerja mendapat
warning dari Microsoft. Akhirnya saya mendapat dukungan management
untuk bermigrasi ke Ubuntu.
Dari pengalaman tersebut
saya pindah ke perusahaan yang baru, pada saat itu kantor yang baru
sedang bermigrasi besar-besaran ke ubuntu. Alhamdullilah Open Source
membawa berkah. Jadi sejak 2010 hingga sekarang saya bekerja
sehari-hari dengan ubuntu dan permasalahannya..
Mau tau alasan bermigrasi ke os open
source ?
Adanya
kebutuhan menggunakan software legal (istilah awam: berlisensi)
Menghemat
biaya TI, terutama biaya lisensi, sehingga laba naik / kerugian
turun.
Standar
terbuka, interoperabilitas, dan security lebih baik.
Fleksibilitas
untuk memilih vendor TI (kebayakan hardware saat ini diidukung oleh
open source)
Langkah-Langkah
Migrasi ke Open Source
Policy:
membuat kebijakan dan sosialisasi.
Assessment:
inventarisasi dan analisisnya.
Strategy
& Planning: menyusun strategi, jadwal dan prosedur
pelaksanaan migrasi.
Prove:
penentuan aplikasi yang dimigrasikan.
Deploy:
melaksanakan migrasi.
Operate:
penggunaan hasil migrasi dan pendampingan.
Ada juga kendala pada saat
bermigrasi
Tim
IT ragu-ragu menjalankan perubahan.
Penolakan
dari pengguna, terutama yang lebih tua umurnya (enggan belajar).
Pengguna
sudah terlanjur terbiasa menggunakan produk lain sehingga Open
Source terasa asing
dan
sulit (ketergantungan/kebiasaan dengan windows).
Kebijakan
pemerintah kurang mendukung, misalnya ada software pemerintah
(apliaksi pajak) yang harus dijalankan dengan sistem operasi
proprietary.
Nah sampai disini dulu cerita ini, Jika perusahaan anda ingin bermigrasi dan masih bingung silahkan hubungi saya :
Terimakasih....